Monday, October 11, 2010

adakah dia sahabatku??

 بسم الله الرحمن الرحيم

Sudah lama menyepikan diri dalam layar penulisan. Dek kerana lelah mencari-cari diri yang sebenar memandangkan sejak akhir-akhir ini sering dilanda konflik diri dan identiti. Entah apa sebabnya. Ditambah pula dengan bebanan assigmen yang datang bergolek di setiap penghujung semester. "Aku perlu gagahkan langkahku kerana pejuang agama tidak akan sesekali tersungkur hanya dengan ujian ringan yang menimpa," monologku dengan diri sendiri. Betulkah aku pejuang agama? Berasa malu dengan Allah tatkala fitrah manusia datang menjengah kotak hati, membuatkan aku perlu bermujahadah tinggi, menganggu hati untuk berjuang, peritnya seperti menelan garam, malah merungsingkan diri dengan mainan perasaan.. 

Di saat diri jadi begini, mungkin sahabatlah yang aku cari. tapi siapakah dia? yang sudi memahami diri, menasihati kelemahan yang makin aku serlahkan kian hari. Sememangnya mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri. Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah. 

Semua orang pasti menginginkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
 
Tiba-tiba, aku teringat kali terakhir diri ini berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di sampingku ???
Siapa yang mengasihiku saat aku merasa tidak dicintai ?? Siapa yang  bersamaku saat aku tak bisa memberikan apa-apa dalam gerak kerja?? Ya, aku yakin dialah sahabat itu. Kerana tiap kali dia tiada di sisi, aku menjadi kesedihan, memikirkan pada siapa harus diluahkan masalah ini. Pada siapa harus aku muhasabah diri untuk bersama-sama mencari resolusi akan masalah hati seorang da'ie. Syukran jiddan pada sahabatku yang amat dicintai, teman susah senang dalam rentak perjuangan di bumi waqafan UKM, Siti Zubaidah Ismail. Mungkin diri ini berani menyatakan bahawa tanpa engkau, aku tidak mampu bertahan lagi. 

Moga kita bersama menjadi muslimah solehah. Tidak memandang dan tidak suka dipandang. kerana kita mempunyai harga diri. Betapa mahalnya muslimah yang cintakan perjuangan. Engkau bertuah kerana tidak diuji masalah hati seperti diri yang hina ini. Aku berdoa agar Allah satukan hati kita dan meneguhkan diri kita di jalan dakwah ini. Jika hari ini hari terakhir, diri ini berjumpa kamu, satu harapan daku, agar engkau membaca coretan hati ini. Yang diilhamkan setelah aku menghadap Pencipta, agar aku diberikan ketenangan dari masalah2 yang menimpa.

Akhir kalam, dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Di dalam kekayaan, sahabat kita mengenal kita; di tengah kekurangan, kita mengenal siapa sahabat kita. Terimalah sebuah lagu rindu buatmu.. teman sejati..
  
Selama ini Ku mencari-cari Teman yang sejati Buat menemani Perjuangan suci Bersyukur kini PadaMu Illahi Teman yang dicari Selama ini Telah kutemui Dengannya di sisi Perjuangan ini Senang diharungi Bertambah murni Kasih Illahi KepadaMu Allah Kupanjatkan doa Agar berkekalan Kasih sayang kita Kepadamu teman Ku pohon sokongan Pengorbanan dan pengertian Telah ku ungkapkan Segala-galanya... KepadaMu Allah Kupohon restu Agar kita kekal bersatu Kepadamu teman Teruskan perjuangan Pengorbanan dan kesetiaan Telah ku ungkapkan Segala-galanya Itulah tandanya Kejujuran kita
 
Al-faqirah ilallah,
nanie mujahidah..

1 comment:

Slave of Allah said...

Allah..
menitis diri membaca. Sungguh diri itu bukan sebaik,sesempurna yang dilihat.Maaf andai perlakuannya membuatkan dirimu tertipu melihatnya.
tiadalah wujud insan ini tanpa izin dan restu Allah. Jangan bersandar pada diri ini, kerna kau bisa rebah. Mengapa rendahkan dirimu bergantung padanya,sedang kau punya Allah yang maha segalanya. Cuma izinkan juga diri itu bersamamu,berpaut pada dahan cintaNYa.Uhibbuki fillah =)